Rabu, 03 Desember 2008

The Chronicles of Narnia: Prince Caspian

Negeri Narnia yang damai, penuh fantasi, dan menyenangkan terancam hancur jika tidak cepat diselamatkan.

Bahkan, Pangeran Caspian (Ben Barnes) yang berhak atas tahta Narnia pun tak mampu menyelamatkan Narnia dari penindasan Raja Miraz (Sergio Castellitto).

Raja Miraz yang berasal dari Telmarine, merupakan paman dari Pangeran Caspian. Dia merebut kekuasaan dengan cara membunuh ayah Pangeran Caspian. Setelah menduduki kekuasaan, kekejaman dan penindasan terhadap rakyat Narnia terjadi.

Suatu hari, Raja Miraz berniat membunuh Pangeran Caspian. Namun, dia berhasil melarikan diri. Praktis, Pangeran Caspian menjadi buruan tentara Telmarine yang siap menangkapnya dalam keadaan hidup atau mati.

Lari dari istana, Caspian bergabung dengan rakyat Narnia yang berniat membalas dendam kepada Miraz. Awalnya, Caspian sempat mendapat perlakuan kasar dari rakyat Narnia yang menganggap Caspian sama seperti Telmarine lainnya yang bersifat penindas dan kejam.

Keadaan berbalik begitu Caspian mengeluarkan terompet ajaib dan membunyikannya. Dia membunyikan untuk memanggil raja-raja dan ratu-ratu Narnia Lama. Melihat kejadian itu, rakyat Narnia baru mempercayai bahwa Caspian berada di pihak mereka.

Tak lama terompet dibunyikan, muncullah Raja Agung Peter (William Moseley), Ratu Susan (Anna Popplewell), Raja Edmund (Skandar Keynes), dan Ratu Lucy (Georgie Henley).

Keempat bersaudara itu bergabung dengan rakyat Narnia dan Pangeran Caspian untuk melawan kejahatan Raja Miraz dan merebut kembali Narnia. Mereka ingin mengembalikan Narnia seperti semula, yakni di mana hewan bisa bicara, tumbuhan bisa menari dan banyak makhluk-makhluk ajaib lainnya hidup dalam kedamaian.

Kedatangan keempat raja dan ratu ini sayangnya belum mampu menandingi kekuasaan Raja Miraz dan menundukkan tentara pasukan. Bahkan, saat Peter mengalahkan Miraz pada adu pedang satu lawan satu pun, kemenangan belum berpihak kepada mereka.

Hanya ada satu cara untuk membantu dan mengembalikan Narnia seperti awal, yaitu menghadirkan kembali Aslan, singa bertubuh raksasa yang memiliki kekuatan luar biasa untuk "menghidupkan" kembali seisi Narnia. Termasuk tumbuhan dan sungai. Lalu, ditunjuk Lucy untuk mencari dan menghadirkan Aslan demi merebut kembali Narnia dari tangan Miraz.

Berhasilkah dia?

10000 bc

Film ini bermula dari karakter D'Leh (Steven Strait), seorang pemburu Mammoth (hewan purba yang mirip gajah), berusia 22 tahun yang juga anggota dari suku Yagahl yang hidup 10.000 sebelum masehi (sekitar akhir kehidupan periode Upper Paleolithic). Bersama pasukannya menyusuri perjalanan ke negeri yang tidak diketahuinya, demi menyelamatkan komunitas sukunya dari kepunahan.

Saat D'Leh masih kecil, seorang gadis bermata biru tiba-tiba saja muncul di antara suku Yagahl. Di saat yang sama, ayah D'Leh pergi untuk mencari jalan agar kelangsungan hidup suku mereka dapat terus berjalan. D'Leh kemudian jatuh cinta pada gadis bernama Evolet (Camilla Belle) itu. 

Menurut tradisi kuno Yagahl, barang siapa berhasil membunuh pemimpin kelompok Mammoth yang selalu melewati pemukiman mereka pada saat-saat tertentu, maka ia akan mewarisi Tombak Putih dari Utara yang menjadi simbol kepala suku Yagahl.

Saat kelompok Mammoth melewati pemukiman suku Yagahl, perburuan pun dimulai. D'Leh yang berharap bisa memikat hati Evolet pun ikut dalam perburuan tersebut. Dengan keberuntungan di tangan, D'Leh berhasil membunuh mammoth terbesar tapi sayangnya keberhasilan D'Leh tidak diakui oleh Tic'Tic sang pemuka desa.

Malamnya, desa Yagahl diserang suku Naku. Beberapa penduduk desa pun diculik termasuk Evolet. Selamat dari serangan karena tidak berada di desa, D'Leh kemudian memimpin sisa-sisa penduduk Yagahl untuk memburu para penyerang mereka itu.

Kisah asmara yang dibalut setting di zaman prasejarah ini disuguhkan tanpa pesan moral yang terlalu muluk-muluk. Jalinan cerita pun dituturkan dengan sederhana dan mudah dicerna dan Dominasi efek visualnya seperti membawa kita kembali ke suasana zaman prasejarah.

Denias "Senandung Di Atas Awan"

"Sekolahlah, Denias. Kalau kamu pintar gunung pun takut sama kamu," begitulah pesan sang ibu yang diingat Denias. Demi mewujudkan keinginannya sekolah, Denias pergi melintasi gunung dan sungai seraya bersenandung bak di atas awan.

Film ini menceritakan tentang seorang bocah bernama Denias (Albert Fakdawer) anak petani yang tinggal di Kampung Arwanop, Papua bersama orang tuanya Mama (Audry Papilaja) dan Papa (Michael Jakarimilena) yang ingin sekali bersekolah setinggi - tingginya.

Musibah kebakaran membuat Denias harus kehilangan Mamanya yang selama ini jadi penyemangat hidupnya. Belum lagi kesedihannya ditinggal Mamanya sirna, Denias harus kembali bermuram durja.

Ia tak bisa lagi sekolah karena Pak Guru (Mathias Muchus) harus kembali ke tanah Jawa. Selain sang Mama, Pak Guru lah yang selama ini membuka mata Denias kalau anak Papua pun bisa maju.

Denias sempat kembali riang ketika sahabatnya Maleo (Ari Sihasale), seorang anggota TNI, bersedia membantunya tetap belajar meski tak ada Pak Guru. Salah satu ilmu yang sangat penting diberikan Maleo pada Denias adalah pengenalan pada peta Indonesia.

Keriangan Denias tak berlangsung lama karena ternyata Maleo juga harus pergi meninggalkan Kampung Arwanop. Maleo ditugaskan ke wilayah lain di Papua.

Satu pesan penting Maleo yang diingat Denias adalah sekolah bisa dilakukan di mana saja. Kata Maleo lagi, di balik gunung ada Sekolah Fasilitas yang bisa dijadikan tempat untuk Denias meneruskan sekolahnya.

Terinspirasi pesan Maleo, Denias pun bertekad pergi ke sekolah fasilitas. Berhari-hari, ia pergi melintasi gunung dan sungai, makan seadanya demimemenuhi keinginan Mamanya bahwa ia harus sekolah karena dengan sekolah dan menjadi pintar, gunung akan takut padanya.

Sesampainya di Sekolah Fasilitas ternyata tak mudah untuk Denias langsung diterima di sekolah tersebut. Bu Sam (Marcella Zalianty) yangmemperjuangkan Denias mendapat tentangan dari guru-guru lain dan pihak yayasan. Berkat kegigihan Bu Sam dan keteguhan hati Denias, akhirnyaDenias bisa juga masuk Sekolah Fasilitas.

'Denias Senandung di Atas Awan' yang disutradari John De Rantau tidak hanya mengangkat sisi humanis. Di film yang syutingnya memakan waktuselama 30 hari itu disuguhkan juga keindahan alam dan budaya Papua yang selama ini kurang terekspos.

Di film 'Denias Senandung di Atas Awan' ditampilkan upacara memakai koteka, upacara duka mandi lumpur dan potong jari. Bisa dilihat jugaindahnya danau Hadema yang berada pada ketinggian 3500 meter di atas laut, tak jauh dari Puncak Trikora.

Sebagai anak Papua, Ari Sihasale selaku produser film ini terkesan melakukan eksploitasi (secara positif) pada Papua. Mulai dari pemain yangmemang sebagian besar keturunan Papua hingga syuting yang melibatkan suku Papua asli.

Meski sarat pesan moral, Denias Senandung di Atas Awan tidak disuguhkan dengan berat. Kelucuan polah tingkah Denias dengan teman-temannya atau kala bercengkaram dengan Maleo dan Bu Sam, sesekali mengundang tawa yang membuat film ini lebih berwarna.

V For Vendetta

Film berdurasi lebih dari dua jam ini mengambil setting Inggris abad ke-22 di bawah rezim totaliter kanselir Adam Sutler (John Hurt) yang penampilannya mengingatkan pada Adolf Hitler. Seseorang yang menyebut dirinya V (Hugo Weaving), yang selalu mengenakan kostum dan topeng ala Guy Fawkes mulai melancarkan teror kepada pemerintah sekaligus berpropaganda mengingatkan rakyatnya untuk melawan.

Pada malam di mana ia bertemu Evey (Natalie Portman), seorang pegawai stasiun televisi yang melanggar jam malam, V melakukan terornya yang pertama, meledakkan pengadilan kriminal London, Old Baley. V lalu memberikan ancamannya untuk meledakkan gedung parlemen Inggris yang terkenal dengan Big Ben-nya itu pada malam tanggal 5 November, seperti yang direncanakan Guy Fawkes berabad2 sebelumnya. Itu berarti para Fingerman, polisi khusus bentukan rezim yang dipimpin Finch (Stephen Rea), punya waktu hampir setahun untuk menangkap V.

Sementara itu V pun punya misi pribadi, membalas dendam kepada sejumlah orang dari masa lalunya. Vendetta, revenge. Evey yang orangtuanya menjadi korban pemusnahan penguasa juga mendapatkan kesempatan untuk membalaskan dendamnya sendiri. Bahkan pada akhirnya ia menjadi tangan kanan sekaligus penerus perjuangan V.

V berjuang untuk revolusi, mengembalikan demokrasi. Anarkis, tapi somehow secara puitis dan romantis. Dilihat dari sisi itu memang kelihatan banget kalo film ini adalah re-interpretasi dari komik yang dibuat Moore dalam dekade delapanpuluhan dan benafaskan semangat anti-Thatcher. Dan anarkisme adalah salah satu hal yang bisa diinterpretasikan secara negatif dalam film ini. Apakah film ini mentolerir terorisme untuk memperjuangkan sebuah ideologi? Selintas cara V tak jauh beda dengan peristiwa 9/11 atau peledakan bom Bali. Walaupun yang diperjuangkan V adalah sebuah “kebenaran”, bukankah “kebenaran” juga menjadi relatif?

Momen yang paling ditunggu adalah ketika V membuka topengnya, ternyata hal itu tidak terjadi. Tapi itu tidak penting karena seperti kata V "Lebih dari sekedar daging di balik topengnya". Di balik topeng Guy Fawkes yg dipakainya, V adalah sebuah ide. Ide untuk perubahan dan pembebasan. Daging bisa mati, tapi ide itu tidak akan pernah mati. Dan di tengah rakyat yang tertekan tapi belum juga melakukan perlawanan, V dengan kostum dan kelakuan anehnya menjadi sebuah ikon baru.

Ironman

Film ini berkisah tentang seorang milioner jenius pemilik pabrik senjata Tony Starks (Robert Downey Jr.) yang diculik oleh kawanan teroris dan dipaksa untuk membuat sebuah senjata pemusnah massal yang baru saja diproduksi oleh perusahaan Stark.

Awalnya, Tony yang terluka karena sebuah ledakan diselamatkan oleh para teroris yang akhirnya malah menawan Tony untuk tujuan membuat senjata bernama rudal Jericho itu. Di dalam tawanan ini, Tony yang terluka diselamatkan oleh Yinsen (Shaun Toub) yang membuatkan sebuah alat untuk menahan pecahan peluru yang ada di tubuh Tony.

Awalnya Tony Stark menolak tuntutan para teroris itu namun setelah mendapat siksaan dari para teroris itu, Tony setuju walaupun sebenarnya ia punya rencana sendiri. Dengan bantuan Yinsen, Tony membuat baju zirah yang dilengkapi dengan beberapa senjata dan roket. Rencananya, Tony akan memakai armor itu untuk membebaskan Yinsen dan dirinya dari para teroris.

Sayangnya rencana itu harus gagal karena para teroris keburu menyerbu masuk karena curiga dengan usaha Tony. Yinsen tewas dalam usaha untuk mengulur waktu agar Tony sempat masuk ke dalam baju besinya.

Tony berhasil lolos dan ditemukan para tim pencari yang menyisir gurun setelah peristiwa penyerangan pada rombongan Tony. Tony yang masih dalam kondisi buruk berhasil kembali ke Amerika Serikat setelah 1 minggu dinyatakan hilang.

Sekembalinya Tony ke Amerika, pengusaha senjata itu memutuskan untuk berhenti memproduksi senjata karena menyadari bahwa selama ini senjata produksi perusahaannya telah dipergunakan oleh para teroris untuk menyebar mala petaka. Ide ini ditolak mentah-mentah oleh Obadiah Stane (Jeff Bridges) yang menjadi mitra Tony. Tony kemudian disarankan untuk beristirahat dulu dari aktivitas bisnis.

Ternyata Obadiah memanfaatkan waktu ini untuk memproduksi senjata dan menjualnya ke para teroris yang sanggup membayar mahal untuk senjata produksi Stark. Tony tidak menyadari ini dan menyibukkan dirinya menyempurnakan baju besi yang digunakannya untuk meloloskan diri dari para teroris. Di saat yang sama Tony juga menyempurnakan alat yang diciptakan Yinsen untuk menyelamatkan dirinya.

Saat melihat di TV terjadi kerusuhan yang terjadi di sekitar daerah tempat Tony dulu disandera, Tony terpanggil untuk datang menyelamatkan para penduduk setempat. Tony pun lalu masuk ke dalam baju besinya dan muncul sebagai penyelamat. 

Di saat yang hampir bersamaan, para teroris ternyata berhasil menemukan baju besi yang digunakan Tony untuk meloloskan diri dan memberikannya pada Obadiah. Obadiah lalu membuat teknologi yang sama, bahkan lebih canggih untuk menghadapi Tony Stark yang dianggapnya akan menghalangi usahanya dalam bidang jual beli senjata.

Mau tak mau, Tony yang kini menjadi Iron Man harus menghadapi Obadiah yang kini telah menciptakan baju super yang disebutnya Iron Monger.

August Rush

Film drama ini menceritakan seorang anak bernama August Rush nama lain dari Evan Taylor yang tinggal di panti asuhan karena ditinggalkan orang tuanya. Dia mempunyai talenta musik yang sangat tajam. Dengan talenta itu juga dia ingin menemukan ibu dan ayahnya yang diyakininya pasti bisa bermusik seperti dirinya.

Dia terlahir dari dua orang pemusik (Louise dan Layla) yang saling mencintai tapi bertemu hanya dalam semalam. Louis adalah vokalis dan gitaris band sedangkan Layla adalah pemain selo. Bakat musik ini pula yang diwariskan mereka kepada August Rush.

Kepergian August Rush dari panti asuhan mempertemukannya dengan Wizard (Robin Williams) seorang penampung anak jalanan yang sering mengamen di jalanan. Sayang sekali, Wizard yang terlihat sangat baik tidak mau melepaskan August Rush karena takut kehilangan mata pencahariannya.

August Rush kemudian bisa bersekolah di sebuah sekolah musik dengan bantuan gereja setempat yang menyadari bakatnya. Bahkan August Rush berkesempatan tampil di depan ribuan penonton di sebuah konser tahunan di New York. Ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan jati dirinya supaya bisa bertemu kembali dengan ayah dan ibunya.

Kesempatan ini dihalang-halangi oleh Wizard dengan membawa kembali August ke kehidupan lamanya. Tapi di saat itu pula dia bertemu dan berkenalan dengan ayahnya, meskipun keduanya tidak sadar bahwa mereka adalah ayah dan anak.

August kemudian menetapkan pilihan untuk meninggalkan Wizard. Dibantu oleh temannya, August berhasil tampil di akhir konser tahunan tersebut. Dan disanalah ketiganya bertemu, ayah, ibu, dan anaknya.

Bridge To Terabithia

Film ini mengisahkan petualangan sepasang anak. Bercerita tentang arti seorang sahabat. Persahabatan merupakan sesuatu yang sangat indah. Dan, menjadi sesuatu yang sangat menyedihkan manakala sang sahabat pergi untuk selamanya. Film ini diadopsi dari novel populer karya Katherine Peterson yang meraih penghargaan Newberry.Jesse Aaron yang diperankan Josh Hutcherson berobsesi menjadi pelari tercepat di kelasnya. Namun obsesinya ini kandas. Leslie Burke, sang murid baru yang dimainkan Annashopia Robb telah mengandaskan impian Jesse. Ia mampu berlari lebih cepat dari semua orang, termasuk Jesse. Leslie memiliki kegemaran menceritakan fantasinya. Sementara Jesse suka menggambar. Meski sempat berseteru, akhirnya mereka menjalin persahabatan. Dalam petualangannya, mereka menemukan kerajaan gaib di tengah hutan. Raja dan ratunya adalah mereka berdua. Pengalaman petualangan di hutan ini membuat mereka menjadi lebih baik.